Laboratorium Filsafat Nusantara Fakultas Filsafat UGM menyelenggarakan pelatihan membangun jiwa merdeka melalui kecerdasan holistik berbasis filsafat nusantara yang dilakukan secara daring (virtual training) pada Sabtu (27/06). Pelatihan tersebut dibersamai oleh tiga traniner dan satu fasilitator yakni Dr. Arqom Kuswanjono (Dekan Filsafat UGM), Dr. Heri Santoso (Kepala Lafinus UGM), Surono, M.A (Analisis Data Pusat Studi Pancasila UGM) dan Dr. Hastangka, M.Phil (Volunteer Lafinus UGM). Sebanyak kurang lebih 50 guru dari seluruh Indonesia bergabung dalam pelatihan ini dengan antusias yang sangat tinggi, dan tak jarang diantara peserta saling berbagi kisah mereka saat berada di sekolah dan adapun tujuan peserta dalam mengikuti training ini adalah untuk bisa membawakan mata pelajaran dengan menyenangkan serta mengaitkan fungsi kecerdasan secara komprehensif, yakni kecerdasan holistik yang didalamnya terdapat kecerdasan spiritual, emosional, daya juang dan intelektual. Acara ini dibuka langsung oleh wakil rektor bidang pendidikan, pengajaran dan kemahasiswaan UGM Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr dan menyampaikan harapannya bahwa kedepan Lafinus UGM bisa menjadi pusat kajian data atas Filsafat Nusantara serta pelatihan ini bisa menjadikan guru diseluruh Indonesia memaksimalkan potensi dari kecerdasan holistik sehingga konsep merdeka dalam kegiatan belajar mengajar bisa terlaksana dengan baik dan memerdekakan guru dan murid untuk terus berinovasi.
Dalam kegiatannya, terdapat keynote speech yang disampaikan oleh sekretaris dewan guru besar UGM Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec., Prof. Gunawan mengatakan bahwa Jiwa merdeka adalah Jiwa Ketuhanan Yang Maha Esa dengan meniru dan melaksanakan sifat alam, dan sifat sang maha pencipta. Sifat tesebut terakomodasi melalui sifat berbuat baik seperti selalu memberi, menerima, dan berbagi. Dalam pemahaman ekonomi kehidupan sehari-hari diartikan dengan sifat produksi, konsumsi dan distribusi. Jiwa merdeka itu harus bisa menjaga keseimbangan dinamis untuk saat in, sekarang, besok, selamanya dan sepanjang masa. Jiwa merdeka dimulai dari yang sederhana, sinergi cipta rasa karyanyata. Sinergi olah pikir, olah napas, dan olah gerak yang menjadi bio-energy power. Selanjtnya Prof. Gunawan menambahkan bahwa hal yang terpenting dalam jiwa merdeka ini harus dimulai dari diri pribadi, bersama dengan keluarga, komunitas, dan bersama dengan warga negara dan bangsa ini. Dengan berfikir, berbuat, bertindak serba baik maka akan menghasilkan apa yang dipikirkan, diucapkan, dituliskan, dilaksanakan akan menjadi baik sebagaimana yang dipikirkan. Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu bangsa kecuali bangsa itu sendiri yang mengubahnya. Doing best make happy! Nandur Becik.
Selama proses pelatihan seluruh peserta mengikuti semua instruksi yang diberikan trainer terkait menggambar sesuatu bentuk yang memilki arti secara psikologi, melakukan gerakan pemanasan sebelum mengajar dan teknik-teknik lain terkait dengan kecerdasan holistik. Banyak senyum terukir saat proses pelatihan, karena memang pelatihan ini didesign dengan konsep yang menyenangkan meskipun dilakukan secara daring. Selain itu, diakhir acara pelatihan ada proses refleksi atas semua lika liku kehidupan yang dialami oleh peserta dengan harapan kita semua bisa memaafkan, mensyukuri dan memiliki harapan yang baik kedepan atas segala bentuk problema hidup ini, dan tak jarang banyak peserta yang menangis haru saat proses refleksi ini.
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, tapi ia selalu berjasa dalam setiap sanubari murid di seluruh negeri ini. Tanpa guru murid tidak mungkin bisa mengarungi samudra ilmu pengetahuan, dan melihat jauh kedepan cita-cita yang harus diwujudkan. Melalui pengajaran dari guru, semua murid bisa tercerahkan oleh ilmu yang menjadi bekal menjalani perjalanan hidup ini yang terjal, berliku dan berbatu. Merdekalah guruku! Karena merdeka gurunya, merdeka bangsanya!