“Training of Trainer dan Coaching Membangun Jiwa Merdeka ini mengingatkan kita pada ajaran Pancadharma pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara”, demikian ungkap Dr. Endang Wuryandini, M.Pd selaku Wakil Dekan I FPIPSKR Universitas PGRI Semarang ketika memberi pengantar pelatihan pada Jumat, 5 Agustus 1945 di Semarang. Lebih lanjut Dr. Endang mengingatkan ajaran pancadharma pendidikan itu meliputi kodrat alam, kemerdekaan, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. Berdasarkan konsep ini, kemerdekaan merupakan unsur yang sangat penting strategis untuk memajukan pendidikan. Pelatihan membangun jiwa merdeka ini kiranya upaya yang sangat tepat di era ketika negara sedang mengembangkan kebijakan merdeka belajar dan kampus merdeka.
“Setelah mengikuti pelatihan ini saya merasa bahwa beban-beban yang saya rasakan mulai berkurang, dan kita semakin menyadari bahwa kita itu sangat kecil di alam semesta ini, di atas langit masih ada langit, sehingga tidak ada alasan untuk menyombongkan diri”, ungkap Drs. Suyahman, M.Si., M.H. . dari Univet Sukoharjo. Hal senada juga diungkapkan oleh Rahmat Sudrajat, M.Pd, Ka.Prodi PPKn Upgris Semarang yang mengatakan,”Pelatihan hari ini semakin menguatkan saya agar ketika melayani orang lain, terutama mahasiswa, dosen, dan mitra-mitra, saya semakin ikhlas dan bersemangat”. Manfaat pelatihan ini ternyata juga dirasakan oleh peserta yang mengikuti secara daring, “Pelatihan ini banyak sekali manfaatnya. Di antaranya tadi sebelum pelatihan ini saya merasakan ada beban berat, namun anehnya, setelah mengikuti pelatihan ini, beban itu berangsur-angsur mulai berkurang dan menghilang….”
ToT yang dikemas dengan model bauran ini memadukan model pelatihan luring dan daring. Peserta berjumlah 40-an dosen PPKn UPGRIS, Unes Semarang, dan dosen dari seluruh Indonesia. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Laboratorium Filsafat Nusantara (Lafinus) Filsafat UGM dengan FPIPSKR UPGRIS Semarang yang didukung oleh DPPM UGM dalam Program Education For Sustainable Development (ESD). Kegiatan ini menghadirkan narasumber Dr. Heri Santoso, Kepala Laboratorium Filsafat Nusantara (Lafinus) Filsafat UGM, Dr. Arqom Kuswanjonon, Ketua Asosiasi Lembaga dan Dosen MKWK se-Indonesia, Surono, M.A, trainer Membangun Jiwa Merdeka dan dibantu Dela Khoirul Ainia dan Kusuma Putri sebagi co-fasilitator. Pelatihan diawali dengan yel-yel oleh Kusuma Putri co fasilitator pelatihan, dengan yel-yel ..
Kusuma : ”merdeka dosennya…”
Peserta : “merdeka mahasiswanya!”
Kusuma : “merdeka mahasiswanya…”
Peserta : “merdeka kampusnya!”
Kusuma : “merdeka kampusnya…”
Peserta : “merdeka bangsanya!”
Selain yel-yel, suasana pelatihan menjadi semakin seru, ketika Surono, M.A mengajak peserta untuk senam otak, menyeimbangkan antara otak kiri dan otak kanan. Suasana pelatihan ini terasa segar, lucu dan haru, menyatu, karena pelatihan ini memadukan berbagai metode yang dikemas secara santai tetapi bermakna, yaitu ada yel-yel, games, kuis, refleksi, meditasi, kontemplasi, presentasi dan diskusi.
Dr. Heri Santoso, selaku penggagas dan narasumber dalam pelatihan ini, menjelaskan bahwa ada banyak model untuk membangun jiwa merdeka, namun khusus untuk kegiatan ini dipilih dua model yang dipandang efektif, yaitu model pelatihan dan model coaching. Melalui model pelatihan, peserta diajak melakukan evaluasi diri tentang belenggu-belenggu jiwanya, serta indeks kebahagiaannya, dan setahap demi setahap dilakukan penghancuran atas belenggu jiwa tersebut dan pada akhirnya diharapkan meningkatkan indeks kebahagiaan peserta. Sementara itu Dr. Arqom Kuswanjono menjelaskan tentang arti, manfaat, dan teknik untuk melakukan coaching. Pengetahuan ini dimaksudkan menyiapkan dosen PPKn sebagai calon coach membangun jiwa merdeka pada para mahasiswa, kolega, dan masyarakat umum.
Pada akhir sesi pelatihan, ketika fasilitator menanyakan kepada seluruh peserta siapa di antara peserta yang merasakan indeks kebahagiaannya meningkat? Responnya luar biasa. Hampir seluruh peserta angkat tangan berarti merasakan indeks kebahagiaannya meningkat. Ketika ditanya siapa yang merasakan manfaat dari ToT ini. Hampir seluruh peserta menjawab bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat dan layak untuk dilanjutkan di lain kesempatan. (HS, DKA, KP)