Yogyakarta– Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Istimewa Yogyakarta (Kesbangpol DIY) didukung oleh Laboratorium Filsafat Nusantara Fakultas Filsafat UGM dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi V (LLDikti) DIY kembali menyelenggarakan Pelatihan Kader Bhinneka Tunggal Ika dengan Tema “Membangun Kader Bhinneka Tunggal Ika Berbasis Kecerdasan Holistik”. yang dilaksanakan melalui zoom meeting pada tanggal 8, 10, dan 11 Desember 2020. “Tujuan diadakannya pelatihan ini adalah untuk membangun kecerdasan holistik para peserta agar memiliki jiwa yang merdeka, mampu memerdekakan diri dan orang lain, peka terhadap permasalahan bangsa, dan mampu memberikan alternatif solusinya”, ungkap Dr. Heri Santoso, Kepala Lafinus Filsafat UGM, selaku salah seorang konseptor dan narasumber pelatihan ini. “Pelatihan ini juga melatih peserta untuk mengenal karakter diri dan orang lain agar peserta tidak canggung dan mampu beradaptasi, berempati dan berkolaborasi di masyarakat”, tambah Surono, MA, sebagai salah seorang narasumber dan fasilitator dalam pelatihan ini.
“Banyak sekali pengalaman dan ilmu yang dapat diambil di sini, dan yang paling mengena di hati saya yaitu bagaimana kita dilatih untuk kerja keras, cerdas, ikhlas dan pastinya tuntas, dan tak kalah penting yaitu bagaimana kita peka terhadap keadaan sekitar sehingga kita dapat memahami apa yang terjadi dan bagaimana harus bersikap”, ungkap Ahmad Ihwan Ibrohim peserta dari UNU Yogyakarta.
Kegiatan ini diikuti oleh para 25 aktivis mahasiswa yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia yang sedang kuliah di berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta, yakni Universitas Kristen Duta Wacana, Sekolah Tinggi Maritim Yogyakarta, Universitas Nadhlatul Ulama Yogyakarta, Universitas AMIKOM Yogyakarta, Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”, Institut Sains dan Teknologi “AKPRIND”, Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Sanata Dharma. Walaupun dilakukan secara daring, namun semangat dan antusiasme para peserta sangat baik.
Pelatihan ini juga menghadirkan narasumber, antara lain : Wahyudi, S.Farm. (Lurah Panggungharjo Bantul), Dr. Drs. Senawi, MP. (Ketua Paguyuban Kemahasiswaan Yogyakarta), dan Drs. Rusdiyanto, MM. Kepala Bidang Ketahanan Sosial, Budaya, dan Ekonomi Badan Kesbangpol DIY. Menurut Wahyudi S.Farm., para pemuda seharusnya berani kembali ke desa untuk membangun desanya. Karena desa adalah asal dan pusat peradaban dunia dan semua orang bergantung pada sumberdaya yang ada di desa. Senada dengan hal tersebut, Dr. Drs. Senawi, MP. menyatakan bahwa mahasiswa harus memiliki kecerdasan holistik agar terhindar dari permasalahan-permasalahan kampus dan masalah sosial di masyarakat, serta harus mampu menjadi agen perubahan. Sementara itu Drs. Rusdiyanto, M.M, yang menegaskan bahwa dengan pelatihan ini secara langsung atau tidak langsung peserta telah melaksanakan apa yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara, yaitu 3 Ng, yaitu ngerti, ngrasaake dan nglakoni, artinya mengerti/memahami, merasakan dan melaksanakan dalam satu kesatuan yang holistik. Rusdi juga menambahkan bahwa peserta juga ditantang untuk mampu menyusun Rencana Aksi Kegiatan Integrasi Budaya, dengan berhasil menyusun rencana aksi ini, peserta sesungguhnya telah mampu menerapkan 3 N, niteni, niroake, dan nambahi, artinya memperhatikan, menirukan, dan memodifikasi atau berkreasi baru untuk mengembangkan berbagai kegiatan integrasi budaya.
Kegiatan ini ditutup dengan pembentukan forum kader Bhinneka Tunggal Ika dan penyusunan rencana aksi yang akan direalisasikan paska pelatihan, dan terpilih Ahmad Ihwan Ibrohim peserta dari UNU Yogyakarta, sebagai Koordinator Forum Kader Bhinneka Tunggal Ika angkatan VI. (Eka, Srn, & HS)