• UGM
  • IT Center
  • Language switcher
Universitas Gadjah Mada Laboraatorium Filsafat Nusantara
Fakultas Filsafat
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
  • Kegiatan Lafinus
  • ICNP
  • Kontak
  • Multimedia Nusantara
    • Musik Nusantara
    • Tari Nusantara
  • Beranda
  • Pengabdian
Arsip:

Pengabdian

MEMERDEKAKAN JIWA DOSEN

Kegiatan LafinusPengabdian Tuesday, 21 June 2022

“Banyak sekali pembelajaran berharga yang kami dapatkan dari pelatihan ini, terutama bagaimana cara membangun jiwa merdeka dalam melaksanakan perkuliahan,  dan teknik  memberikan hak merdeka bagi mahasiswa” ungkap Nia Emilda, M.Pd. dosen Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung seusai mengikuti pelatihan. Hal senada juga diungkapkan oleh Mufarizuddin, M.Pd  dosen Pendidikan Pancasila dari Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, yang menuliskan kesan,  “Materi pelatihan yang luar biasa dari narasumber, yang tidak sekedar memberikan materi saja, namun juga memberi pesan yang sangat dalam, baik secara nyata maupun spritual bagi peserta”. Selain kedua peserta di atas, Nurhadi Sasmita, dari FIB Universitas Jember juga mengungkapkan, “Pelatihan ini telah menawarkan metode pembelajaran Pendidikan Pancasila yang lebih menyegarkan, menyenangkan, inovatif, membangkitkan kemampuan berfikir secara lebih bebas dan terbuka”. Kesan di atas hanyalah cuplikan dari kesan tiga peserta pelatihan. Mayoritas peserta menuliskan kesan positif pasca pelatihan, bahwa pelatihan ini telah berhasil menstimulasi membangun jiwa merdeka para dosen, baik secara intelektual, emosional, spiritual maupun kinestetik.

Pelatihan yang diselenggarakan oleh Laboratorium Filsafat Nusantara (Lafinus) Filsafat UGM dan disponsori oleh Direktorat Pengabdian Pada Masyarakat UGM ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Juni 2022 ini mengusung tema “ToT dan Coaching Membangun Jiwa Merdeka Dosen Pendidikan Pancasila”. “Tema yang diangkat ini kiranya sangat strategis di era Kebijakan Program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka yang dicanangkan oleh Mendikbudristek RI Nadiem Makarim” ungkap Dr. Rr. Siti Murtiningsih, Dekan Fakultas Filsafat UGM, ketika memberi pengantar pelatihan. “Bagaimana mungkin program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka dapat berjalan efektif bila dosennya, terutama dosen Pendidikan Pancasila jiwanya belum merdeka.”  Kata Penganggungjawab Mata Kuliah Wajib Kurikulum UGM ini.

Meskipun training dan coaching ini dilaksanakan secara daring, suasana pelatihan terlihat meriah,  penuh semangat dan antusias dari peserta yang terdiri dari 83 dosen Pendidikan Pancasila dari 51 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia, baik dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara dan Sulawesi. “Pelatihan ini kita kemas dengan model sederhana, yaitu dari “ngekek-ngekek sampai mewek-mewek”, artinya peserta diajak untuk menertawakan dirinya sendiri, bahkan sampai meneteskan air mata, menangis haru dan bercampur bahagia ketika berefleksi dan berkontemplasi” ungkap Dr. Heri Santoso, sebagai penggagas sekaligus narasumber pelatihan.

Selain model training yang dipandu oleh Dr. Heri Santoso dan Surono, M.A., pada kegiatan ini juga diberi pengantar tentang coaching dan manfaatnya untuk memerdekakan jiwa mahasiswa oleh Dr. Arqom Kuswanjono, Ketua Asosiasi Kelembagaan MKWK se-Indonesia. Dr. Arqom menjelaskan bahwa metode coaching yang dikembangkan oleh Lafinus Filsafat UGM ini berkali-kali teruji mampu membantu memerdekakan jiwa, termasuk dosen dan mahasiswa. Coaching ini mengadopsi metode Socrates, yaitu maeutika tekne, atau teknik pembidanan dipadu dengan kearifan lokal bangsa Indonesia. Lebih lanjut Dr. Arqom menjelaskan bahwa metode coaching ini lebih mengandalkan pertanyaan-pertanyaan yang membantu coachee (orang yang dicoaching) mampu menemukan jawaban-jawaban atas persoalan dan agenda yang dihadapinya berasal dari dalam dirinya sendiri, bukan petunjuk atau arahan dari orang lain, termasuk coach.

Dari kuesioner umpan balik yang diberikan panitia kepada peserta, dapat disimpulkan bahwa semua peserta berminat untuk mengikuti tahapan berikutnya, yaitu pelatihan bagi calon coach dan sangat berminat untuk mengembangkan training dan coaching ini di kampusnya masing-masing (HS, DKA, KP)

PELATIHAN MEMBANGUN JIWA MERDEKA BAGI PENDIDIK PAUD SE-INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK PANDEMI COVID-19

Kegiatan LafinusKerjasamaPengabdian Monday, 26 July 2021

Pelatihan yang diselenggarakan atas kerjasama Fakultas Filsafat UGM yang dimotori oleh Laboratorium Filsafat Nusantara (Lafinus), Himpaudi DIY, dan BP Paud-Dikmas DIY ini disponsori oleh Direktorat Pengabdian Pada Masyarakat UGM melalui program Teknologi Tepat Guna Tahun 2021. Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Juli 2021, Jam 07.30-11.45 WIB, diikuti oleh 143 peserta dari seluruh Indonesia. Menghadirkan Dekan Fakultas Filsafat UGM, Dr. Arqom Kuswanjono, Kepala BP Paud-Dikmas DIY, Drs. Eko Sumardi, M.Pd., Ketua Himpaudi DIY, Zamzami Ulwiyati Darojat, S.Ag. Dengan narasumber Dr. Heri Santoso, Surono, MA, dibantu Fasilitator Dela dan Kusuma dari Tim Lafinus UGM.

 “Pelatihan ini memberikan ketenangan jiwa”, ungkap Erma Susanti, SPd., pendidik Paud dari Martapura Kalimantan Selatan. Sementara itu bagi Monica Eka Wahyuni dari Serang Banten menangkap kesan bahwa pelatihan ini menyenangkan, menenangkan, memberi pengalaman dan ilmu yang berbeda. Secara umum peserta pelatihan menuliskan bahwa pelatihan ini membantu mereka bahwa hidup harus bersemangat, merdeka, kreatif dan bersyukur. Bahkan hampir 100% dari peserta pelatihan menuliskan bahwa pelatihan ini mampu mengurangi beban hidup, menumbuhkan semangat, dan jiwa merdeka. Pelatihan ini memang didesign dengan pembawaan yang  santai, namun  menyenangkan dan bermakna.

Sementara itu ketika memberi pengantar pelatihan, Dr. Arqom Kuswanjono, Dekan Fakutas Filsafat UGM mengingatkan bahwa salah satu hikmah pandemi Covid-19  ini kita bisa menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan peserta sekurang-kurangnya 12 Provinsi dari seluruh Indonesia. Dr. Arqom dalam penyampainnya mengingatkan terkait ajaran filsafat timur, yaitu filsafat yin yang. Di dalam gelap sekalipun, tentu ada setitik cahaya terang, dan di dalam situasi yang terang, ada juga setitik kegelapan. Demikian juga dalam situasi pandemi kita bisa memanfaatkannya, yang hal tersebut akan sulit bila dilakukan di luar pandemi. Anak didik dapat dianggap sebagai korek api, lilin atau lampu. Tugas kita adalah memantik agar mereka menjadi penerang kehidupan. Dr. Arqom mengingatkan mengapa kita perlu mengembangkan jiwa merdeka, karena kalau kita belajar dari teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, kita akan menemukan “….bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa…”. Sementara itu bila kita menengok Pembukaan UUD 1945 di sana akan kita temui, cita-cita proklamasi adalah menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Sementara itu dalam konteks kekinian, Mas Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek juga telah mencanangkan program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM). Dengan demikian pelatihan ini juga sejalan dengan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang mengingatkan “….bangunlah jiwanya….bangunlah raganya”. Inilah arti penting pelatihan membangun jiwa merdeka.

Drs. Eko Sumardi, M.Pd. Kepala BP Paud-Dikmas DIY yang berkenan memberi sambutan dan membukan acara pelatihan ini mengapresiasi bentuk kerjasama Fakultas Filsafat UGM, melalui Lafinus Filsafat UGM, Himpaudi DIY, dan BP Paud-Dikmas DIY, serta partisipasi dari peserta lebih dari 12 provinsi se-Indonesia yang telah menyelenggarakan pelatihan dengan tema Membangun Jiwa Merdeka Pendidik Paud se-Indonesia.  Kepala BP Paud-Dikmas DIY mengingatkan bahwa pandemi ini memang sulit, dan mungkin tidak pernah kita pikirkan akan datang dan kita tidak pernah berpikir kapan pandemi ini akan berakhir. Semua terdampak, semua kebingungan, tetapi kita harus bergerak, agar tetap survive. Persoalan yang muncul, antara lain : Pola perubahan model belajar-mengajar, semula bisa tatap muka langsung, kini semua harus daring. Hal ini menimbulkan masalah berikutnya, yaitu masalah penguasaan IT. Masih banyak pendidik Paud yang mengalami kesulitan dalam penguasaan IT ini, apalagi memanfaatkanya dalam pembelajaran. Masalah sarana, prasarana IT, seperti kuota data internet dsb. Masalah lainnya adalah masalah kekurangan murid, serta mencari jalan keluar untuk mengatasinya. Kemudian, masalah biaya operasional pengelolaan Paud. Masalah-masalah ini memang sulit, namun sulit itu bukan berarti tidak bisa kita selesaikan. Kita tidak sendirian. Banyak di luar kita yang memiliki kepedulian dan resourses yang siap melakukan kolaborasi untuk membantu Paud, Contohnya kerjasama ini. Yang penting, kita harus mau berubah, mau bergerak, dan pantang menyerah. Kata kuncinya  adalah kemauan. Sebab bila tidak ada lagi kemauan, apapun tips dan bantuan yang diberikan tentu tidak akan efektif.

Anggaplah kita baru  saja lahir di masa Pandemi. Inilah kenyataan yang harus kita hadapi. Masa lalu yang begitu nyaman kita anggap sebagai evaluasi diri. Jangan terjebak ke masa lalu. Mari kita hadapi masa sekarang ini. Saling asah, saling asih, dan saling asuh. Kita tidak boleh egois, dan apabila memiliki ilmu, kita harus saling membantu.

Inti pelatihan ini dibawakan oleh Dr. Heri Santoso dan Surono, MA. Diawali dengan yel-yel untuk membangun semangat peserta; ”Merdeka gurunya…. merdeka anak didiknya, merdeka anak didiknya… merdeka Paudnya. Merdeka Paudnya….merdeka bangsanya. Yel-yel ini seolah-olah mengingatkan, bahwa untuk memerdekakan bangsa, maka mau tidak mau dimulai dari diri kita sendiri dahulu.

Pelatihan yang dikemas secara santai, penuh canda dan tawa (ngekek-ngekek) tetapi ada beberapa sesi yang membuat para peserta terharu, menangis, bahkan tersedu-sedu (mewek-mewek). Pelatihan diawali dengan melakukan deteksi diri tentang beban-beban hidup yang dihadapi para peserta pelatihan yang sebagian besar adalah pendidik Paud. Mulai dari beban masalah materi/finansial, beban kesehatan, beban karier/kerja, beban hobby, beban beban sosialitas, dan beban spiritual. Konsep dasar pelatihan ini adalah bahwa untuk memerdekakan diri kita bisa memulai dari memerdekakan pikiran (IQ), memerdekakan perasaan (EQ), dan memerdekakan spiritual (SQ), memerdekakan raga (KQ),dan membangun ketangguhan (AQ). Konsep dasar ini dikemas dalam bentuk modul-modul yang dikemas secara menyenangkan dan bermakna.

Di akhir sesi pelatihan Ketua Himpaudi DIY, Zamzami Ulwiyati Darojat, S.Ag. mengingatkan kembali bahwa jiwa merdeka itu merupakan satu di antara 5 unsur penting yang diajarkan Ki Hadjar Dewantara dalam Pancadharma Taman siswa, yaitu kodrat alam, kemerdekaan, kebudayaan, kebangsaan dan kemanusiaan. Pelatihan membangun jiwa merdeka ini bermanfaat bagi para guru paud untuk merdeka dalam berpikir, merdeka dalam berkeputusan, merdeka dalam bersikap dan merdeka dalam bertindak. Menutup sesi pelatihan ini, Bu Ulwi mengingatkan bahwa,”Pekerjaan kita yang melelahkan itu, mungkin impian bagi para pengangguran, anak kita yang berisik mungkin itu impian bagi wanita yang masih belum punya anak, rumah kita yang kecil itu mungkin impian bagi mereka yang tergusur dan terusir. Harta kita yang sedikit mungkin itu impian bagi mereka yang sedang terlilit hutang. Untuk itu kata kuncinya bersyukur…bersyukurlah…dengan sandal jepit yang kita miliki. Sebab di luar sana ada masih banyak yang tidak memiliki kaki….”

Demikian dapat disaksikan bersama bahwa pelatihan jiwa merdeka ini memberikan dampak baik untuk membantu para pendidik PAUD dalam meregulasi diri dan emosi untuk menghadapi segala macam tantangan hidup, utamanya dampak dari pandemi Covid-19 yang mengubah bentuk tatanan kehidupan. Dengan memerdekan jiwa, sertidaknya memberikan jaminan bagi diri untuk tidak kerdil dan menyerah oleh keadaan begitu saja.  Dengan merdeka jiwanya, maka akan merdeka pikiran dan perilakunya.

Salam Jiwa Merdeka!

(HS/DK/KP)

LAFINUS UGM SUKSES GELAR PELATIHAN MEMBANGUN JIWA MERDEKA PENDIDIK PAUD SE-DIY

KerjasamaPengabdian Wednesday, 5 May 2021

“Dengan adanya kegiatan pada hari ini, semoga dapat menambah wawasan bagi kami selaku pendidik PAUD. Dan membuka pola pikir kami selaku pendidik PAUD agar lebih kreatif lagi serta inovatif yang bersesuaian dengan aturan. Terima kasih banyak kepada narasumber pagi ini, telah memberikan ilmu yang bermanfaat” – demikian salah satu testimoni dari salah Ibu Salimah salah satu pendidik PAUD yang mengikuti pelatihan membangun jiwa merdeka pendidik PAUD se-DIY, Selasa, 04 Mei 2021 jam 08.00-11.30 WIB  via daring.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat Fakultas Filsafat UGM  yang bekerjasama dengan Himpunan Guru-Guru Pendidikan Anak Usia Dini se-DIY (HIMPAUDI) dan didukung oleh Laboratorium Filsafat Nusantara (Lafinus) Fakultas Filsafat UGM. Acara yang dilakukan melalui daring ini pun mendapatkan antusiasme yang sangat tinggi oleh para pendidik PAUD yang berasal dari berbagai kabupaten/kota di DIY. Selain itu, terdapat 200 lebih peserta yang mengikuti kegiatan ini dari awal hingga akhir acara. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Filsafat UGM, Dr. Arqom Kuswanjono dengan menghadirkan narasumber yang terdiri dari Dr Heri Santoso, Surono, MA, Zamzawi Uwiyati Darojad, SAg. Dibantu tim Fasilitator yaitu Dr. Hastangka, Dela dan Kusuma yang  terlihat mahir dalam mencampur adukkan perasaan para peserta, sehingga tak jarang di antara peserta berderai air matanya.

Dekan Fakultas Filsafat UGM, Dr. Arqom Kuswanjono sangat mengapresiasi kegiatan ini karena menurutnya PAUD adalah istrumen dasar yang sangat penting dalam pendidikan. Tidak semua orang mampu mendidik, utamanya anak usia dini yang notabene memiliki perkembangan intuitif yang sangat cepat sehingga perlu mendapatkan lingkungan dan peran pendidik yang luar biasa juga hebatnya.

Menurut Dr. Heri Santoso, selaku konseptor dan penanggung jawab kegiatan, pelatihan ini memiliki substansi yang berfokus untuk memerdekan pendidik PAUD dari 4 hal yaitu; intelektual, emosional, spiritual, dan tindakan. 4 substansi yang berkaitan erat dengan bagaimana rasa, karsa, dan raga mampu menyinkronkan dengan keadaan sebagai trauma healing yang mungkin pernah membekas dalam kehidupan para pendidik PAUD, utamanya pandemi Covid-19 ini yang menghadirkan banyak tantangan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Permasalahan yang silih berganti, seperti kurangnya pendanaan PAUD untuk menggaji pendidik, media belajar yang terbatas, dan lingkungan belajar yang belum pulih sepenuhnya membuat  beban terasa amat berat. Untuk merespon beban-beban berat yang menjadi tanggungan pikiran dan perasaan tersebut, maka pelatihan ini diselenggarakan sebagai langkah yang ditempuh untuk menguatkan jiwa-jiwa pendidik PAUD agar tetap kuat, tegar, dan tangguh dalam menghadapi berbagai macam problematika hidup yang datang dari berbagai macam sudut kehidupan.

Menurut Ketua Himpaud DIY, Zamzawi Ulwiyati Darojad, S.Ag, ”HIMPAUD sampai saat ini terus bergelut dengan keadaan, terutama pandemi ini membuat beberapa pendidik beralih profesi karena tuntutan kebutuhan yang terus berdatangan. Selain itu, HIMPAUD berusaha menyesuaikan dengan model belajar yang masih dalam tahap penyesuaian ini”. HIMPAUD DIY sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada  UGM, terutama LAFINUS UGM Fakultas Filsafat UGM yang memiliki kepedulian untuk membantu para pengelola dan guru Paud yang mengalami dampak pandemic Covid-19 ini. Pelatihan terlihat sangat luar biasa, karena semangat kami kembali baru.

Merdeka Pendidiknya, Merdeka PAUDnya..

Merdeka PAUDnya, Merdeka Bangsanya!

Bulaksumur, 04 Mei 2021

Ketua Tim Pengabdian
Dr. Heri Santoso

MODEL MEMERDEKAKAN JIWA GURU PAUD SE-DIY DALAM MENGATASI DAMPAK PANDEMI COVID -19

PengabdianUncategorized Sunday, 19 July 2020

“Sungguh luar biasa belajar bersama, banyak ilmu yang saya dapat, belajar bersyukur, belajar bersabar meskipun kadang tak menyenangkan, dan kamu akan menjadi kuat bila terus pasrah pada-NYA. Kunci hidup adalah tidak membenci, mengeluh, berprasangka baik, merendah diri, mudah memaafkan, bersedekah banyak senyum, tidak dengki dan iri hati”,  demikian salah satu testimoni guru Paud yang mengikuti ToT Membangun Kecerdasan Holistik Dalam Rangka Mengatasi Dampak Pandemi Covid-19 bagi Guru Paud se-DIY, Jumat 17 Juli 2020, jam 08.00-11.30 via daring.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Education For Sustainable Development Direktorat Pengabdian Pada Masyarakat UGM bekerjasama dengan Himpunan Guru-Guru Pendidikan Anak Usia Dini se DIY (HIMPAUDI) dan didukung oleh Laboratorium Filsafat Nusantara (Lafinus) Fakultas Filsafat UGM. Sekalipun kegiatan ini dilaksanakan melalui daring via zoom meeting, terlihat para peserta yang berjumlah 30an peserta dari kabupaten dan kota di Yogyakarta ini tampak semangat. Narasumber yang terdiri dari Dr Heri Santoso, Surono, MA, Dr. Hastangka, Zamzawi Uwiyati Darojad, SAg. Dibantu tim Fasilitator yaitu Dela dan Kusuma terlihat piawai mengaduk-aduk rasa para peserta, sehingga terlihat banyak di antara peserta yang berderai air matanya.

 Menurut konseptor sekaligus penanggungjawab kegiatan, Dr. Heri Santoso, substansi pelatihan ini adalah membangun kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, kinestetik, dan ketangguhan sebagai upaya untuk membantu para guru dan pengelola Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) di DIY. Kegiatan pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari FGD yang pernah diselenggarakan sebelumnya, 30 Juni 2020. Dari FGD tersebut diperoleh kesimpulkan bahwa para pengelola dan guru PAUD di DIY merasakan dampak yang berat dan signikan akibat pandemi covid-19. “Pada masa sebelum pandemi  saja, kami ini masih mengalami masalah berat dan besar untuk bisa tetap  survive menyelenggarakan PAUD, apalagi dengan adanya dampak pandemi ini, beban pengelola dan guru Paud semakin besar. Di satu pihak harus bertahan, namun di lain pihak pendapatan berkurang drastis” demikian salah satu ungkapan peserta FGD itu. Pengelola PAUD dihadapkan masalah berat dan kompleks, karena harus menggaji guru dan sekaligus membiayai operasional penyelenggaraan pendidikan di rumah. Selain masalah di atas ada masalah metode yang dihadapi oleh guru Paud, yaitu tidak semua orang tua siswa siap dan kooperatif dalam menyelenggarakan pembelajaran di rumah. Beberapa daerah terkendala teknis apabila harus melalui daring, beberapa daerah terkendala bila harus melalukan kunjungan ke rumah atau siswa secara bergiliran bermain di sekolah dll. Beban berat itu dirasakan betul oleh para guru dan pengelola PAUD, maka kegiatan elatihan ini, merupakan salah satu di antara beberapa langkah yang akan ditempuh untuk menguatkan jiwa-jiwa guru PAUD agar tetap tegar dan kuat menyelesaikan berbagai persoalan yang tengah dihadapi

Menurut Ketua Himpaud DIY, Zamzawi Ulwiyati Darojad, S.Ag, ”Himpaudi sekarang ini sedang berjuang secara konstitusional untuk mendapatkan payung hukum berupa UU PAUD. Guru PAUD belum bisa dilindungi dengan UU Guru dan Dosen. Jika PT punya UU Pendidikan Tinggi, kami PAUD belum memiliki UU. Untuk itu kami masih terus berjuang untuk mendapatkan payung hukum tersebut, tentu memerlukan langkah panjang”. Himpaud DIY mengapresiasi UGM, terutama Lafinus Fakultas Filsafat UGM yang memiliki kepedulian untuk membantu para pengelola dan guru PAUD yang mengalami dampak pandemic covid-19 ini. Pelatihan terlihat sangat berkesan dan diakhiri dengan yel-yel yang menarik ”…. Merdeka gurunya… merdeka siswanya… merdeka gurunya…. Merdeka Paudnya… merdeka gurunya… merdeka bangsanya..”

Bulaksumur, 17 Juli 2020

Recent Posts

  • Lafinus UGM Memfasilitasi Launching dan Diskusi Film Dokumenter “Derap Dayak”
  • LAFINUS FILSAFAT UGM BEKERJASAMA DENGAN FAKULTAS FPIPSKR UPGRIS SELENGGARAKAN TOT DAN COACHING MEMBANGUN JIWA MERDEKA
  • MEMERDEKAKAN JIWA DOSEN
  • Prosiding Simposium Nasional Filsafat Nusantara 2020
  • TRAINING MEMBANGUN JIWA MERDEKA BAGI GURU, KEPALA DAN PENGAWAS MADRASAH KABUPATEN GRESIK

Recent Comments

    Universitas Gadjah Mada

    Laboratorium Filsafat Nusantara

    Fakultas Filsafat

    Universitas Gadjah Mada

    Gd. Notonagoro (unit A) lt.2

    Jl. Olahraga No.1 Bulaksumur Yogyakarta 55281

     lab-lafinus.filsafat@ugm.ac.id

    © Universitas Gadjah Mada

    KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

    [EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju